It's ALL about EPPHY

......On My Way To Become Good Wife And Great Mother.......

Go!

"I have lived through much and I now I think I have found what is needed for happiness. A quiet, secluded life in the country with possibility of being useful to people" -Tolstoy
Showing posts with label Gagas Debut. Show all posts
Showing posts with label Gagas Debut. Show all posts

Sunday, November 17, 2013

Give Away : Camar Biru by Nilam Suri

Dear pecinta novel romance, ada give away Camar Biru dari Gagas Media nih. Caranya mudah, ikuti step by step-nya yah, check it out!!!

1. Follow akun twitter @GagasMedia , penulis Camar Biru @Justutterly dan akun saya @Risacotta

2.Jawab pertanyaan di bawah ini :
"Adith sama Nana kan ceritanya sahabat jadi cinta nih, menurut kalian enak gak sih sahabat jadi cinta, alasannya? Dan jika kalian ditembak sama sahabat kalian yang udah dekeeeet banget kalian bakalan nerima dia ato nolak?

3. Kirim jawaban kalian dengan mengisi komen dibawah ini, jangan lupa cantumkan akun twitter kalian di bawah jawabannya.

4. Jawaban kalian diterima sebelum 23 Nopember 2013 jam 23.59 dan pengumuman pemenangnya akan diumumkan lewat @Risacotta pada 24 Nopember 2013 jam 20.00.
Mudah kan, so tunggu apa lagi, ayo ikutan!!!

Friday, November 15, 2013

Nilam Suri : A Beautiful Mom, and Lovely Writer

Berikut adalah hasil interview saya dengan penulis novel Camar Biru, Nilam Suri. Novel Camar Biru ini merupakan novel perdananya. Sebelumnya Nilam pernah menulis sebuah buku kumpulan cerpen berjudul Penggambar Mimpi bersama 3 penulis lainnya.

Halo kak Nilam, perkenalkan diri kak Nilam dong!
Namaku Nilam Suri, aku sekarang kerja di managing editor di sebuah media lifestyle online. Pendidikan terakhirku ngambil master di jurusan Cultural Studies di Universitas Indonesia. A wife and a mother. Penggemar novel romance, the lighter the better.

Sejak kecil emang pengen jadi penulis ya kak?
Kalau dibilang pengen sih pengen, cuma waktu kecil mah belum kepikiran buat bercita-cita jadi penulis. Cuma aku dari kecil emang sudah suka banget baca. Dulu aja kalau gak dibacain cerita sama mama, aku gak mau makan, hehehe. Nah karena saking banyaknya baca, ya lama-lama jadi pengen nulis. Mulai nulis sih dari SMA. Mulai nulis dan ngeh kalau aku mungkin bisa nulis itu baru pas kuliah, gara-gara dosenku. Pak Ismail Marahiminyang namanya ada di halaman depan novelku itu loh. 

Apa yang dilakukan dosen kak nilam?
Well, dia kan ngajar jurusan penulisan populer, nah tiap minggu kita disuruh bikin cerpen. Suatu kali abis balikin tulisanku dia bilang kalau aku punya imajinasi yang gila dan bahwa aku berbakat. Dan aku bisa jadi penulis. Waktu itu aku disuruh bikin cerpen tentang mimpi.

Ide awal penulisan novel Camae Biru dari mana kak?
Hmmm ide awalnya, Camar Biru itu asalnya cerpen yang aku tulis kira-kira setahun sebelum aku mulai bikin itu jadi novel. Cerpennya judulnya rumah pohon, yang ada di bab 2 novelnya itu loh, yang flashback Nina Adith kecil. Terus waktu itu aku lagi iseng-iseng lagi buka laptop, trus baca-baca lagi, trus kepikiran buat itu jadi novel. Jadinya ceritanya aku tambahin deh, bukan cerpennya yang di stretch. Aku dari dulu emang selalu suka sama ide mencintai "diam-diam" dan selalu suka sama tokoh cowok yang always be there, yet doing nothing kecuali ngejagain cewek yang dia sayang. Ya kayak Adith itulah. dan aku juga gak suka cerita banyak drama ala tokoh antagonis kayak sinetron. 

Proses pembuatan Camar Biru hingga akhirnya terbit gimana kak? Kendala terbesarnya apa kak?
Hmm gak lama sih kayaknya.Nulisnya cuma 1-2 bulan. Kendalanya apa ya? Mungkin ngebangun chemistry antar kedua tokoh biar terkesan natural kali ya, sama ngejaga mood novelnya. Nah proses sampai akhirnya terbit itu yang lama. Aku sempet keukeuh2han dulu sama abang Christian Simamora, soalnya dia minta beberapa konflik dan tokohnya dibuang. Tapi dia fair sih. Dia bilang kalau aku bisa nemu first reader yang bisa mendukung pendapatku, aku boleh terus sama ceritaku tanpa dirubah. Akhirnya aku dapat, cuma ya jadi makan waktu lama.

Bagaimana rasanya setelah Camar Biru terbit dan bisa menjadi penulis beneran?
Ahahahak. Okeey. Rasanya deg-degaaan, dan seneng banget. Pas Camar Biru baru terbit aku narik-narik suami dan sahabatku  yang waktu itu ke rumah buat ke Gramedia. Itu juga aku taunya dari pacar temenku yang tau-tau ngetwit kalau dia udah punya bukunya. Hari itu rasanya seneeeeng banget, tapi terus besoknya langsung deg-degan, takut gak ada yang suka :)) *novelnya bagus kok kak *

Karakter yang paling disuka di Camar Biru? Alasannya?
Hmmm, aku suka sama Sinar sebenernya. He's a tortured soul.

Pernah ngalamin sahabat jadi cinta kayak Adith dan Nina gak kak?
Ahahahak, enggak. Karena walaupun aku suka sama cerita kayak gitu, kalau aslinya aku malah sebel kalau ada sahabat cowok yang tau-tau suka :p

Ada banyak cuplikan lagu di Camar Biru. Kak Nilam sukan dengerin musik? Band atau penyanyi favoritnya siapa kak?
Hmm, iya suka. Aku suka banget sama Belle and Sebastian, Kings of Convinience. Pokoknya band-band santai gitulah. Lagu favorit aku di buku itu sebenernya lagu The Doors yang adegan Adith pas nangis di tangga.

Ohya kak Nilam bagi waktu antara nulis, kerja dab keluarga gimana kak? Susah gak?
Hmmm susah gak susah sih. Soalnya aku orangnya moody banget. Tapi untungnya suami aku supportive banget ya, jadi kaloa aku pas ada mood nulis, dia yang bakalan ngurusin anakku dll, gak bakalan ganggu deh. Paling ribetnya sama kerjaan. Soalnya biasanya aku mood nulis itu sore-senja gitu, jadi emang pas masih jam kerja.

Untuk menulis sendiri, kak Nilam ada keinginan buat menjadikannya profesi? Atau sekedar hobi saja?
Suatu hari nanti tentunya aku pengennya jadi full time writer. Tapi kayaknya sekarang belum bisa. Jadi baru bisa disambi-sambi saja.

Next project apa nih kak? Novel baru?
Insyaallaaaaah, amin doain yaaa. Susah banger nih mendisiplinkan diri buat nyelesaiin novel selanjutnya. Padahal udah ditagih-tagih :)) *Amin... Semoga lekas selesai.*

Last question, tips bangun mood menulis dari kak Nilam?
Wah, ini nih pertanyaan sulitnya :)) Mungkin harus nyari suasana yang tepat kali ya. Kayak cari tau kamu paling bisa nulis di situasi kayak apa biar bisa menciptakan situasi kayak gitu setiap kalau mau nulis. Kayak aku, aku paling bisa nulis di coffee shop, atau kalau deket-deket air. kayak danau atau pantai gitu. Makanya sebenernya Starbucks perpus UI adalah tempat yang ideal buat aku nulis. Terus pastiin juga selalu bawa catetan kemanapun yang berisi ide-ide kita. Biar kalau tiba-tiba pengen nulis tinggal buka aja buku catetannya. 

Thank you so much kak Nilam, sukses buat novel Camar Biru dan semoga novel terbarunya segera rampung. Buat yang ingin say hello ke kak Nilam, colek dia di @Justutterly

NB : Foto diambil dari Blogbukuindonesia (terima kasih atas foto kak Nilam-nya)

Review : Camar Biru by Nilam Suri

Pertama kali melihat buku ini, saya langsung tertarik karena covernya yang simply but touching. I really love this cover, dan gak salah kalau Camar Biru masuk sebagai salah satu nominasi cover terbaik dalam Anugrah Pembaca Indonesia yang diadain oleh anak-anak Goodreads Indonesia.

Camar Biru merupakan novel yang berkisah tentang dua remaja yang saling bersahabat dan akhirnya harus menikah karena telah membuat janji Camar Biru. So simple, but konflik diantara mereka dan karakter orang-orang disekitar mereka yang membuat novel ini menjadi special.

Awalnya Nina adalah seorang putri dari kerajaan gulali yang selalu dijaga oleh Naren, Sinar dan Adith. They are bujur sangkar yang selalu bersama. Hingga pada akhirnya kematian Naren yang diikuti oleh kepergian Sinar ke London telah mengubah semuanya. Nina berubah drastis, dan menjadi seorang yang jarang tersenyum dan tidak lagi memperhatikan penampilannya.

Adith si cowok manis yang berkaca mata ternyata diam-diam suka sama Nina dan selalu berusaha melindungi Nina kapan saja dan di mana saja. Dan akhirnya karena Camar Biru, Adith akan menikahi Nina. Can best friend be the best couple?

Nilam Suri menceritakan kisah ini dengan sangat baik, bahasanya mengalir dan mudah diimajinasikan. Konflik yang ada dalam novel inipun tidak terkesan drama dan menye-menye. Sama seperti covernya, simply but touching. I love it :)

Monday, November 11, 2013

Give Away : One More Chance by Ninna Rosmina

Hayoooo siapa yang mau gratisan... ayo kumpul di sini....

Ada satu buah buku One More Chance yang siap dibagikan oleh Gagas Media untuk kamu yang jawabannya paling keren. Caranya gampang banget, simak ya!!!

1. Follow akun twitter @GagasMedia , penulis One More Chance @NinnaKrisna dan akun saya @Risacotta

2. Jawab pertanyaan "Jika kalian mengalami keadaan seperti Vio (which is divonis bahwa hidupnya tidak lama lagi), sebutkan satu wish kalian yang ingin kalian wujudkan dan sebutkan alasannya? Jawabannya lebih spesifik ya! example : saya ingin terbang ke Korea dan main badminton melawan Lee Yong Dae karena saya ngefans banget ama dia :)

3. Kirim jawaban kalian dengan mengisi komen dibawah ini, jangan lupa cantumkan akun twitter kalian di bawah jawabannya.

4. Jawaban kalian diterima sebelum 23 Nopember 2013 jam 23.59 dan pengumuman pemenangnya akan diumumkan lewat @Risacotta pada 24 Nopember 2013 jam 20.00

Mudah bukan? So, yuk ikutan......

Sunday, November 10, 2013

Ninna Rosmina : Sang Arsitek yang Hobi Nulis

Ninna Rosmina adalah seorang arsitek lulusan dari Institut Sains dan Teknologi Nasional. Ninna yang pernah bekerja di proyek selama dua tahun ini sekarang berprofesi sebagai full time wife and writer *profesi idaman saya :) *
One More Chance merupakan novel keduanya setelah novel pertamanya yang berjudul Cinta yang Lain.

Berikut ini adalah hasil interview saya bersama Kak Ninna, check it out!

Sejak kapan kak Ninna suka menulis?
Wah, kalau ditanyakan sejak kapan suka menulis, bisa dikatakan sejak bisa menulis kali ya. Sewaktu SD saya pernah menjuarai lomba mengarang indah, walaupun hanya di sekolah tapi karir menulis saya baru dimulai sejak tahun 2011 ketika saya bergabung dengan grup menulis Women Script and co

Wah, dari SD berarti dari kecil emang bercita-cita jadi penulis dong ya? Dan passion kak Ninna pasti menulis.
Waktu itu sih passion kebagi dua, antara menggambar dan menulis. Tapi yang pasti saya suka banget mengkhayal. Dulu sih sempet pengen jadi komikus, animator atau penulis. Yang pasti yang berhubungan dengan dunia cerita karena saya memang pengkhayal. Jalannya untuk menjadi penulis juga lumayan berliku. Tapi alhamdulillah, dengan ijin Allah, keinginan saya terwujud untuk menjadi seorang penulis.

Gimana perasaan kak Ninna waktu pertama kali bisa nerbitin novel dan jadi penulis beneran?
Waktu novel saya pertama kali terbit, seneng bukan main. Akhirnya setelah ditolak sana sini, kerja keras saya berhasil juga.

Penulis favorit dan buku favoritnya kak Ninna?
Penulis favorit sih ada banyak ya. JK Rowling, Dan Brown, Jrr Tolkien, Mark Haddon, Neil Gaiman. Kalau penulis Indonesia banyak yang saya kenal. Buku favorit saya suka serial Harry Potter (remaja banget ya), Lord of The Ring, The Hobbit, Laskar Pelangi , Da Vinci Code, Anansi Boys, Insiden Anjing di Tengah Malam yang Bikin Penasaran, Eragon Saga, oh saya lagi baca komik novel The Dork Diaries (sekalian belajar novel remaja :p)

Motivasi untuk menulis didapat darimana kak? Sang suamikah?
Oh... tadinya sih mikirnya asal aku ada kerjaan aja, otak jalan terus biar ga cepet pikun. Tapi setelah dipikir pikir lagi,inspirasi yg membuatku bertahan untuk terus menulis walaupun jalannya tidak selamanya mudah di sini, iya... suami yang membuatku bertahan. mungkin kalau sudah punya anak, mereka juga inspirasiku. Karena aku ingin tetap produktif, tapi rumah tetap keurus dan suami ga rewel karena aku cuekin, menulis bisa dilakukan di rumah.

Sumber inspirasi utama untuk menulis One More Chance?
Kalau secara cerita, terinspirasi dari novel. Padahal sebenarnya itu novel remaja gitu, judulnya Ways to Live Forever. Novel yang bercerita tentang seorang anak kecil yang menderita kanker, dan menuliskan sepuluh keinginan terakhirnya.
Waktu itu saya juga menonton berita infotainment yang menceritakan tentang seorang aktor yang walaupun dari atas tempat tidurnya tapi masih bisa meraih gelar S2nya. Semangat hidup seperti itu yang ingin saya coba angkat di novel One More Chance ini, walaupun dari sisi remaja. Nama aktor itu, Pepenk. 

Sukanya emang nulis novel remaja ya kak? Gak pengen nyoba genre lain?
Oh, sebenarnya sih aku suka genre macam macam. Novel pertama aku justru genrenya domestik romance. Dan one more chance ini young adult. Tertarik untuk menulis genre lain, kecuali horor ya, takut soalnya :D tapi kan aku juga melihat kemampuan. Dan sepertinya dari naskah naskah yg sudah aku tulis, kebanyakan young adult sampai domestik romance.

Untuk More More Chance barapa lama pembuatannya? Dan kendala terbesarnya?
Sebenarnya inti cerita one more chance sudah ada sejak tahun 2008. Tapi karena tanpa plot yg pasti atau outline, saya menulis aja sesuka hati saya, sampai akhirnya sudah halaman 180 tapi belum sampai klimaks juga¸… dan akhirnya saya berhenti menulisnya sampai tahun 2012 kemarin. Saya mulai menyusun ulang plot. Saya tulis selama sebulan, kemudian saya memberanikan diri mengirimkan ke penerbit. Kemudian bulan desember saya dipanggil Gagas Media. Jadi kalau ditotal total waktu penulisan sejak menyusun ulang plot sekitar 2-3 bulan termasuk revisi ya.
Kendala penulisan masalah riset ya, yaitu tentang leukimia. Kemudian menyusun 100 wishes. Lalu masalah pengkarakteran. Kemudian setting waktu, saya harus menghitungnya dengan tepat. Fyi, jas almamater yang berwarna hitam dan setting lokasi kampusnya terinspirasi dari kampus saya Institut Sains dan Teknologi Nasional.

Saya paling suka suka karakter Vio, dia unik. Dia juga mau berubah menjadi lebih baik, dari egois menjadi care, dari pendiam menjadi ceria. Kalau kak Ninna sendiri paling suka tokoh siapa? Dan kenapa?
Iya, sama. Saya paling suka karakter vio, karena itu bukan saya banget. Sedikit banyak terkadang saya belajar dari karakter vio mengenai semangat dan pantang menyerah. Kalau tokoh saya aja bisa saya buat seperti ini, kenapa saya tidak bisa. Tapi saya juga suka Cello, soalnya tokoh pertama yg saya ciptakan itu Cello, bukan Vio. Awalnya ketika saya sedang menonton acara remaja tahun 2008 lalu di TV, ada acara musik di sebuah kampus di Bandung. Saya ga inget wajahnya, yang saya inget rambut panjangnya. Seriusss
Ada cowok main gitar di atas panggung musik tersebut, mahasiswa kampus itu, rambutnya panjaaaang, luruuuus, hitaaamm... indaahhh... seriusss.

The best scene di One More Chance?
The best scene... mmm... nggak bisa saya putuskan ya. tapi kalo favorit scene ada banyak, misal bab ketika menceritakan flash back ke masa SMA. Atau ketika Vio harus bertahan ketika memaksa Cello datang ke rumah sakit untuk bertemu ayah dan ibunya. Atau... wah, kalau saya bilang di sini bisa jadi bocoran dong :D

Kak Ninna suka buku traveling? Travel writer favoritnya siapa kak?
Iya saya suka buku traveling. Wah ga hapal ya, ada banyak kan tuh. Mungkin besok kalo baca buku traveling aku hapalin namanya deh. Hehehe

The best place yang pernah kak Ninna kunjungi?
The best place... kalau secara kenangan sih (maksudnya penderitaan di sana soalnya selama bulan puasa disana) Muara Enim. Untung aja diseling ke Palembang. Hahahaha.... kalo secara petualangan, puas ngiterin kotanya Singapura. kalau secara view Danau Batur, Bali. Sejauh ini sih baru ke sana aja. Oiya, kalau secara penderitaan karena sendirian disana, suami ga bisa ikut, Kuala Lumpur, padahal waktu itu baru pertama kali aku keluar negeri jadi agak sedikit kurang puas sih

Wah, udah lumayan banyak itu mah, bisa merambah dunia travel writer dong?
Iya ya, bisa jadi travel writer... tapi harus nemu konsep yang baru dulu. soalnya buku traveling kan sekarang udah banyak. Lagian aku masih newbie di dunia tulis menulis... fokus ke novel aja dulu kali ya

Kalau tempat yang paling ingin dikunjungin?
Waktu itu saya baca buku Skandinavian eksplorer, dan saya jadi ngiler pengen ke sana. Jadi jawabannya Eropa timur kali ya. Menggigil menggigil deh. Oh, saya juga pengen banget ke Jerman, pernah belajar bahasa Jerman soalnya, tapi sekarang udah mulai lupa...

Rencananya kapan mau nulis novel lagi?
Alhamdulillah sudah. Oktober kemarin selesai satu naskah, tapi belum tahu diterima dimana. Berdoa yang terbaik aja. Genrenya juga masih young adult. November ini insyaAllah selesai satu naskah lagi, dan young adult juga aammiinn...

Last question, quote atau atau kata motivasi yang paling disukai kak Ninna?
Sesulit apa pun, harapan itu pasti masih akan selalu ada. Karena sesungguhnya pertolongan Allah amat dekat. Kalau yg sederhananya, "Kalau rejeki, nggak kan kemana." eh itu mah jodoh ya, tapi sama aja kan ya :D

Thank you kak Ninna, semoga sukses ya...
Sama-sama Arista :)


Ternyata kak Ninna orangnya baik dan ramah banget. Di akhir interview saya malah diwawancara balik, hehehe. I wanna be like her, seorang full time istri yang juga menjadi penulis, kayak Han Ji En di film Full House gitu deh, it's gonna be so exciting. Thank you kak Ninna, good luck, semoga makin sukses untuk One More Chance dan dan semoga buku selanjutnya bisa segera terbit.
Ohya, yang mau kenalan sama kak Ninna colek saja di @NinnaKrisna atau yang mau intip blognya bisa di nichi-781.blogspot.com

Saturday, November 9, 2013

Review One More Chance by Ninna Rosmina

Penulis: Ninna Rosmina
Penyunting: Mita M. Supardi
Desain sampul: Dwi Annisa Anindhika
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 979-780-642-1
Cetakan pertama, April 2013
313 halaman

One More Chance bercerita tentang Violina Dawai Martadipura, seorang gadis yang mengidap penyakit Leukimia dan mempunyai kehidupan yang berbeda dengan gadis seumurannya.
Vio atau Dawai yang mengetahui hidupnya tak lama lagi akhirnya membuat 100 wish list yang harus dia lakukan sebelum kematian merenggutnya.

Demi melengkapi 100 wish-nya, Vio mengejar cinta seorang lelaki yang menarik perhatiannya sejak pertama kali bertemu di sebuah acara musik di kampus. Dialah Anugrah Putra Cello, si prince charming, gitaris band Dawai, seorang mahasiswa arsitektur yang memiliki rambut panjang dan indah.

Kisah dan karakter unik Vio dalam One More Chance membuat aku penasaran dan melahap buku ini hanya dalam waktu 5 jam non stop. Wow.

Ide awal cerita yang diangkat cukup menarik, seseorang yang bertahan dari penyakit leukimia dan berusaha mengejar impiannya. Penokohan dan nama karakternyapun unik. Dawai yang terkadang dingin, kadang ceria, kadang kuat namun terkadang lemah menunjukkan bahwa, she just a little girl. 

Salah satu yang menarik menurut aku adalah adanya selipan flash back cerita masa SMA-nya Dawai yang menguak misteri dibalik uniknya karakter Dawai.

Over all, it’s a nice story. It will make you think, if you were Dawai and you had one more chance, what will be on your wish list and can you make your wish come true?


Aku tau klau Tuhan itu Maha Adil, aku diciptakan oleh-Nya dengan sangat sempurna tanpa kekurangan satu apapun dan aku diberikan akal untuk berpikir. Bahkan sampai detik ini, aku tetap merasa sempurna. - Violina Dawai Martadipura

Friday, November 1, 2013

Gagas Debut : Kado Terindah dari Gagas Media

Hidup selalu bisa memberi kejutan, dan kali ini kejutan itu bernama Gagas Debut dari Gagas Media.
Kepilih menjadi salah satu host untuk Gagas Debut adalah salah satu kejutan indah itu.

Gagas Debut merupakan salah satu program dari Gagas Media yang bekerjasama dengan para blogger sebagai ajang promosi para penulis Gagas Media yang mempunyai karya pertama atau novel debut yang diterbitkan oleh Gagas Media. Jadi ada 15 blogger yang terpilih untuk menjadikan para penulis Gagas Debut bintang tamu di blog mereka. Setiap blogger mendapat jatah 2 buku untuk di kupas. Kalian semua bisa menyimak daftar blog mana saja yang menjadi host beserta jadwalnya di gagasmedia.net .

Berikut ini adalah jadwal postingan Gagas Debut di blog saya, check it out!
One More Chance by Ninna Rosmanina
10 Nopember 2013 => Review
11 Nopember 2013 => Interview penulis
12 Nopember 2013 => Give away

Camar Biru by Nilam Suri
15 Nopember 2013 => Review
16 Nopember 2013 => Interview penulis
17 Nopember 2013 => Give away