Saya sudah menamatkan 23 Epicentrum karya Adenita. 2 minggu nyelesainya. Awalnya sempat kecewa, mungkin karena big expectation kali ya. Mbk Adenita adalah penulis fovoritku, menurutku beliau mampu memberikan ruh di karya sebelumnya. Novel 9 matahari Adenita adalah novel yg sangat menginspirasiku dan membuatku berhasrat untuk kembali kuliah.
Di awal2 bab, saya kecewa, jenuh, saya gk menemukan ada yg spesial di sana. Semua datar. Gaya ceritanya full dialog. Terkesan menggurui. Monoton. Saya hampir menyerah dan gk mau melanjutkannya. Gaya ceritanya sebelas dua belas ama karya 5 cm milik Dhonny, menggurui, tp kalo di 5 cm aku masih bisa menemukan gregetnya saat pendakian Mahameru, tapi di sini datar. Semua orang memiliki pemikiran sama. Sok bijaksana. Sok menggurui. Pendiskripsian tentang latar cerita hampir gk ada. Padahal kata Andrea Hirata, pembaca Indonesia suka di dikte, suka pendiskripsian. Humornya gk terselip. Kata2, monyi, monyong, gk enak untuk di baca. Saya kurang terhibur.
Tapi saya terus baca...terus hingga bab 28, saya baca sampai beres. Dan saya baru menemukan Adenita di sini. Cara bertuturnya, semangatnya, inspirasinya, saya suka.
Dan nilai yg saya kasih 3 dari 5 deh. Cukup inspiratif untuk buku motivasi dan kurang cocok untuk di sebut novel. Maaf.
But over all, thank you Adenita buat inspirasinya, banyak hal yg aku dapat dari buku ini terutama tentang pencarian jati diri dan karir. Cocok di baca bagi yg baru lulus kuliah.
Tetap berkarya Adenita :D