Usai melaksanakan
UAS minggu ke 2 di SMKN 5 Pisangan aku nekat berangkat ke Arion untuk menonton
film Jakarta Hati. Bisa dikatakan nekat, karena malam harinya aku harus kerja
dan karena film ini tayang jam 5, artinya aku harus pulang malam dan beresiko
tidak mendapat bis. Tapi apa boleh buat, resiko ini harus tetap aku ambil, aku
sangat penasaran dengan film ini, dan takutnya film ini keburu hilang dari
bioskop sebelum aku sempat menontonnya seperti film Cita-citaku Setinggi Tanah.
Jakarta Hati,
selain karena gempuran opini positif yang muncul di twitter, judul film yang
menawarkan kota “Jakarta” ini mampu memprovokasi rasa penasaranku untuk
menontonnya. Film garapan sutradara salman Aristo ini berupa omnibus yang
berisi 6 film yang mengusung tema polemik kehidupan di Jakarta. Film ini
sebenarnya cukup sederhana, mulai setting, dialog, dan jalan ceritanya
sederhana, tapi ngena, akting para peminnya juga ngena banget, apalagi
Asmirandah dan Surya Saputra, keren banget mainnya. Pesan yang disampaikan oleh
film ini bisa diterima dengan baik oleh penonton. Nuansa Jakartanya juga kerasa banget, halte
busway, pemadaman listrik bergilir, Gelora Bung Karno dan pernik lainnya mampu
mewakili kota Jakarta.
Secara keseluruhan
aku cukup puas dengan film ini, dan film yang paling aku sukai adalah Orang
Lain dan Dalam Gelap. Keduanya menyingkap sisi lain dari kisah cinta yang ada
di Jakarta.