Lelaki bersahaja, begitulah aku menyebutnya. Pertemuan singkat itu, kini membekas abadi di dalam hatiku.
Kesederhanaannya, sikap ramahnya, kesunyiannya, senyum manisnya, mampu mengikat jauh ke dalam sanubariku.
Ah, di Terminal Tuban itu, kita duduk bersampingan menunggu bis jurusan Jakarta. Aku yang tengah kebingungan, di dekatmu bisa merasa aman dan nyaman. Truz, kau mengajakku makan sate di warung sebelah, ah, tingkahmu lucu sekali kala itu, senyum manismu sangat menggodaku. Kemudian kita ke hotel Purnama, numpang ke toilet, hehe. Dan kembali menunggu bis hingga jam 10 malam. Akhirnya ada mobil Grand Livina yang nyari penumpang, dan kitapun ikut menumpang. Lega rasanya udah dapat kendaraan.
Sepanjang perjalanan, aku merasakan perhatian yang tak terhingga darimu. Aku tersentuh. Aku sempat terlelap di pundakmu, merasakan desah nafasmu dan alunan tak berirama detak jantungmu.
Brebes, kau turun dari mobil untuk menyapa anak istrimu, aku menyaksikan itu, dan hanya bergumam, beruntung sekali istrimu cak! Aku ingin seperti dia, aku ingin seberuntung dia yg mendapatkan suami seistimewa dirimu. Aku ingin suami seperti kamu, cak!
Dan... pertemuan itu berakhir di Pulogadung, dengan hangat jabatan tanganmu dan senyum termanis dari bibirmu. Kita berpisah.
Ah, pertemuan kurang dari 24 jam itu sangat berarti bagiku.
It's like movie Before Sunrise, I think. Hahaha
hopefully, someday, somewhere, we'll meet again.
No comments:
Post a Comment