Aku punya ketertarikan tersendiri terhadap pasangan ini. Entah dari mana, tapi aku ngerasa kalau chemistry di antara mereka tuh kuat. Meski berbeda umur dan berbeda status, tapi mereka cocok. It's remind me of Mj. We different each other. But we get the chemistry. Ah, sudahlah.
Back to Demian-Yulia Rahman. Aku ingat banget ketika Yulia baru dilamar sama Demian, Yulia memberikan statement pada wartawan menanggapi pertanyaan tentang perbedaan usia mereka "Dewasa itu relatif, usia itu
mutlak. Yang penting hati udah bilang klik, yaudah. Go for it."
Bagiku, kalimat-kalimat Yulia tersebut mujarab banget. Lugas, jelas dan tegas. Aku sampai berpikir, andai aku sedewasa dia, ah, Demian memang tidak salah pilih. Wanita dewasa memang selalu menarik.
Sore ini, aku melihat tayangan sulap di stasiun tv yang menayangkan mereka berdua. Saat Yulia menangis histeris ketika Demian hilang di galian tanah yang digali untuk acara sulap tersebut, hatiku bergemuruh, haru. Aku tau apa yang tengah dirasakan Yulia, pedihnya jika harus kehilangan sesorang yang benar-benar kita cintai. Sakit. Sakiiiiit banget, bahkan sampe kita gak bakal peduli sama diri kita sendiri. Menjerit. Teriak. Menangis. Sedih yang teramat sangat. Dan ketika Yulia mendapati suaminya selamat, oh, Yulia memeluk suaminya itu erat dengan air mata yang masih berderai. Haru. Aku teringat ketika aku memeluk Mj sambil menangis di belakang warung es kelapa muda. Seperti itulah rasanya. Namun berbeda cerita. Kala itu aku menangis memohon minta balikan, dan Mj sama sekali tak merespon. Ah, sudahlah.
Cinta. Chemistry. Keintiman. Dan kehilangan, akan selalu berjalan beriringan. Karna tak ada yang abadi. Hanya Sang Pencipta Cintalah yang selamanya abadi.
No comments:
Post a Comment