*Kepadamu, mawar merahku. Yang menjadi alasanku untuk tersenyum, untuk merasa, untuk mencinta. Sesuatu yang kau sebut cinta dan pengabdian. Ya, aku telah mereguknya. Dari perjamuan malammu. Dimana kita menari, di alun merdu mentari. Hal yang seindah pagi. Hal yang seindah pelangi.*
@Kau,
Tenggelamlah brsama mentari senja ini.
Pejamkan matamu sayang, biarkan ku kecup keningmu sbg salam prpisahan Qt.
Bungkus semua rasa trlarang yg pernah ada di antara Qt.
Letakkan saja di pojok peti matimu.
Biarkan dia usang di sana.
Bermainlah bersama bidadari2mu itu, menarilah, bernyanyilah, sesekali lagukan lagu Qta untuk mengenangku.
Terima kasih atas sepercik rasa yg kau bagi untukku,
Aq bangga pernah menjadi bagianmu.
Selamat malam,
Z****n-ku
*Tak mampu lagi lisanku berucap. Biarlah kan terseka oleh deburan angin dan hembusan ombak.
Menantimu di ujung senjaku adalah cerita tersendiri dalam bait bait ajalku.
Meski seamsal sesal telah meringsut.
SELAMAT TINGGAL PUTRI CANTIK, MAAFKAN AKU. SUDAH TAK MAMPU LAGI KU MENGANTARMU SAMPAI ISTANA ITU.
Luka ini sudah cukup untuk menjadi pengantarku tidur nanti.
*dan ku tersenyum pada detik akhir ku melihat jelitamu. Melihat senyum dunia*
tinggalkan jasadku sendiri. Biar alam sendiri kan mengurus penguburanku.
dan di akhir ini, ku akan mengecupmu pada sesenggal nyawaku. Air mata leleh, dan ku kan tetap cintaimu.
I LOVE YOU MAWAR MERAHKU...
No comments:
Post a Comment