It's ALL about EPPHY

......On My Way To Become Good Wife And Great Mother.......

Go!

"I have lived through much and I now I think I have found what is needed for happiness. A quiet, secluded life in the country with possibility of being useful to people" -Tolstoy

Wednesday, June 25, 2014

Review : Letter to Sam by Daniel Gottlieb

Udah lama ngincer buku ini karena tau kalo yang nerjemahin adalah kak Windy Ariestanty, ini adalah salah satu jaminan buku bagus :) dan akhirnya emang gak ngecewain, buku ini emang bagus pake banget. Banyak banget hikmah dan pelajaran yang bisa aku ambil dari buku ini. Dan yang paling menyentuh adalah kisah hubungan pernikahan sang penulis yang akhirnya kandas di tengah jalan. Yep, relationship can be broken, jadi kita harus pandai ngejagainnya. Gak peduli seberapa besar rasa cinta dan hasrat kita terhadap pasangan, sebuah hubungan tetap merupakan suatu ikatan yang butuh perjuangan dan pengorbanan untuk mempertahankannya, hingga maut memisahkan.

Berikut ini ada beberapa kutipan quote keren dari buku Letter to Sam

"Rasa aman yangg sebenarnya hanya datang saat kita merasa nyaman dengan diri kita yang sesungguhnya ( dan perasaan ini akan meningkat ketika kita memiliki sebuah hubungan yang ada rasa saling mencintai dan  memahami)."

"Kebahagiaan yang sesungguhnya adalah efek samping dari kehidupan yang kita jalani dengan baik."

"Semoga kau akan tetap ingat apa yang dibutuhkan jiwamu. Bukan kemakmuran, harga diri, dan kepemilikan, tapi tanggung jawab orang dewasa untuk lebih mencintai seseorang setiap harinya."

"Keinginan untuk dipahami jauh lebih besar daripada keinginan untuk di cintai."

"Sebagian besar dari kita, orang-orang yang produktif, bekerja keras, membayar tagihan, mungkin secara teratur beramal, pulang ke rumah, lalu menonton pertunjukan di TV. Berapa banyak dari kita yang menghadirkan kesenangan dalam kehidupan orang lain setiap harinya???"

"Membuat wadah menjadi lebih besar bisa mengubah dunia dari dalam. Sering sekali, orang yang melangkah keluar dari dirinya dan mulai membantu orang lain akan mengalami perasaan yang jauh lebih baik dengan cepat. Mereka menjadi bagian dari dunia yang lebih luas. Masalah-masalah mereka tidak lagi memenuhi hidup mereka."

"Akar dari kekecewaan adalah keinginan. Pertanyaannya bukanlah apakah kita memiliki keinginan, karena tentu saja kita punya. Kita memiliki keinginan terhadap makanan, cinta, perasaan aman, dan kebahagiaan. Kita juga memiliki keinginan untuk di perhatikan. Pertanyaan besarnya adalah, bagaimana kita mengatur keinginan? Bagaimana kita bertindak terhadap apa yang kita inginkan? Bagaimana kita mengatasi kekecewaan yang kita rasakan ketika keinginan-keinginan kita tidak dipuaskan?"

"Terkadang keadaan memaksa kita untuk berpura-pura kuat dan berani, padahal sebenarnya kita merasakan sebaliknya. Tapi itu jarang sekali. Pada umumnya akan lebih baik kalau kita tak usah berpura-pura kuat ketika sedang merasa lemah, atau berpura-pura berani padahal merasa takut. Aku percaya, dunia akan menjadi tempat yang lebih aman kalau setiap orang yang merasa lemah menggunakan flasher dan berkata "Aku punya masalah. Aku lemah dan sedang berusaha sekuat mungkin.""

"Ketika kau terluka, dekatkanlah dirimu dengan orang yang mencintaimu dan bisa Menoleransi rasa sakitmu tanpa melontarkan penilaian atau memberimu saran. Seiring dengan waktu yang berlalu, kau tidak akan terlalu merindukan apa yang dahulu kau miliki dan bisa menjalani apa yang kau hadapi hari ini."

"Segala yang dibutuhkan oleh luka untuk sembuh telah ada di dalam tubuh anda. Kita hanya perlu menemukan jalan agar nutrisi-nutrisi itu menemukan jalannya."

"Setiap tahap dalam pertumbuhan melibatkan kehilangan. Tanpa itu kau tak akan berhasil mendapatkan apapun."

"Keindahan dari menjadi sebuah keluarga adalah berada di dalam keluarga"

"Kedamaian justru akan menghampiri ketika kita berhenti melawan"

"Menjadi berbeda bukanlah masalah. Ini sekedar menjadi berbeda. Tapi merasa berbeda bisa menjadi masalah. Ketika kau merasa berbeda, perasaan itu bisa benar-benar mengubah caramu mengubah dunia.
Kadang apa yang kita lakukan dg pikiran kita bisa mengubah kenyataan tersebut menjadi luka, dan terkadang kita bisa memperlakukan perbedaan itu sebagai kenyataan, mengakui bahwa kita memang hidup dengan perbedaan-perbedaan tsb tetapi jangan merasakannya. Semakin kau merasakan perbedaan-perbedaan itu semakin pula kau merasa kesepian."

Daniel Gottlieb mengajariku kembali bahwa dalam hidup itu tidak ada yangg sempurna, tapi kemampuan kita untuk mensyukurinya itulah yang membuatnya sempurna. Hidup Daniel yang penuh luka, tunadaksa, bercerai dengan istri yang sangat dicintainya dan memiliki cucu yang mengidap autis. What a hard life. Tapi dengan segala kebijaksanaan yang dimilikinya ia mampu memetik hikmah dari segala derita anyg menimpanya.
Salut banget deh sama Daniel.

Buku ini mengisahkan tentang betapa besar cinta seorang kakek pada cucunya. Lewat tulisannya ini Daniel mengingatkanku kembali tentang pentingnya cinta dalam sebuah keluarga, relationship dan persahabatan. Hal yang selama ini luput dari antusiasme kita. Kita terlalu fokus pada pencapaian dan kesuksesan. Padahal tanpa adanya keluarga, relationship dan persahabatan, maka pencapaian dan kesuksesan mean nothing.

 
Bab paling menyentuh, about the love that full of lust and then dissapear by the time

No comments:

Post a Comment