Perasaan baru kemaren aku menantikan tahun 2016victory, tahun dimana aku mengakhiri perantauanku dan masa lajangku. Kini, aku sudah berada di kampung halaman dan sudah punya suami. Menyenangkan sekali memang, namun sudah tentu tak ada yang namanya happily ever after selama kita masih menginjakkan kaki di bumi. Mengakhiri satu persoalan dan mengadapi persoalan lainnya.
Setelah resmi menjadi pengangguran rasanya ada sedikit kekosongan. Tak ada tanggung jawab, tak ada rutinitas, tak ada teman kerja. Sendirian dirumah, gak ngapa2in. Kena post power syndrom kayaknya. Enak sih, bebas, tapi bosan dan gak ada pemasukan. Tapi harus mulai terbiasa karena mungkin dalam kurun waktu 5 tahunan ini akan terus seperti ini. Jadi Ibu Rumah Tangga murni, kata mas Pendi. Ya sudahlah, terima konsekuensi. Nikmatin aja masa-masa ngurus suami dan anak, di niatkan ibadah, ini salah satu ladang amal.
Nikah, ah rasanya bahagia bgt akhirnya bisa menikah dengan seseorang that make my heart flutter 8 years ago. Bahagia. But, merried is the beginning. Dalam pernikahan pasti ada pertikaian. Di awal2 pernikahan kita lumayan sering berantem. Ternyata pacaran selama 3 tahun belum bisa membuat kita saling mengerti. Apalagi setelah menikah aku jadi sering sakit-sakitan. Ah bulan-bulan awal pernikahan yang arrrgghhhhh. Finally, aku bisa ngertiin wataknya. Gimana ekspresinya kalo lagi marah, lagi lelah, lagi sedih. Dan, aku masih harus terus belajar bagaimana harus bersikap saat bersamanya. Intinya, saling mengerti dan memaafkan. One thing, pernikahan bukan melulu soal romantisme belaka, tapi lebih pada bagaimana cara menjadi tim yang solid dengan berbagai perbedaan, dan bagaimana cara tim ini bisa menyelesaikan persoalan yang ada.
Setelah 2 siklus haid, akhirnya pada bulan september haidku gak nongol. Setelah menunggu seminggu, lalu tespack, ternyata hasilnya positif. Alhamdulillah. Beberapa hari kemudian aku sama mase ke bidan. Sejak minggu ke 6 s/d minggu ke 16 aku kena morning sickness yang parah bgt. Puncaknya pada minggu ke 9 sampai opname 4 hari di Puskesmas. Rasanya itu, ewwww, hampir bikin putus asa deh, 2 bulan lebih harus berteman baik sama kasur, bantal, dan tempat buat muntah. Hampir nyerah. Parahnya lagi aku kena maag dan sembelit, bener-bener badan rasanya seperti Gak bisa di ungkapin deh. Beban mental jg sih, selama gak bisa ngapa2in kan harus dilayanin terus tuh, kan gak enak, apalagi ama suami yang notabene masih pengantin baru tapi malah di urusin suami mulu. Untungnya suamiku pengertian. Beberapa hari menjelang pergantian tahun baru mual muntahnya mulai mereda. Alhamdulillah, tinggal sembelit sama muntahnya sesekali doang.
Di 2017 ini, ada satu hal yang aku nantikan kehadiran sang buah hati. Semoga tahun 2017 aku bisa sehat terus dan bisa merawat anakku dg baik. Aminnn
Wellcome 2017
No comments:
Post a Comment